Selasa, 02 Juni 2009

GEDUNG NIAGA

Lokasi
Jln. Pahlawan

Info
Gedung ini dahulu adalah milik perusahaan dagang Belanda - Lindeteves. Sewaktu pemerintahan Jepang, gedung ini dipakai oleh Kitahama Butai Jepang sebagai bengkel untuk memperbaiki, menyimpan senjata berat dan kendaraan perang. Gedung ini terkenal dengan nama gedung Glinding Tipis. Dalam pertempuran tahun 1945, gedung ini berhasil direbut oleh pejuang - pejuang Indonesia sehingga pejuang - pejuang tersebut memiliki dan memperoleh meriam ringan, kendaraan panser serta tank.

MONUMEN SURYO

Lokasi
Jln. Pemuda

Info
Monumen ini merupakan monumen Patung Gubernur SURYO, gubernur pertama Jawa Timur yang gugur akibat pemberontakan PKI Madiun 1948. Monumen ini terletak di kompleks Taman Apsari jalan pemuda, didepan Gedung Grahadi jalan Pemuda - Surabaya Pusat.

GEDUNG RRI

Lokasi
Jln. Pemuda

Info
Dahulu gedung ini bernama Gedung Radio Surabaya Simpang weg. Di Gedung ini pada tanggal 28 - 30 Oktober 1945 terjadi pertempuran antara pejuang Surabaya dengan tentara Sekutu. Pada pertempuran ini banyak menimbulkan korban terutama di kalangan rakyat Surabaya. Karena fungsi gedung RRI Surabaya ini amat penting, maka dikuasai oleh pasukan Sekutu. Pada tanggal 29 Oktober 1945 sebagai akibat dari kemarahan rakyat Surabaya, dibakar dan berakibat tewasnya seluruh pasukan sekutu di dalamnya

MONUMEN PERJUANGAN POLRI


Lokasi
Jln. Raya Darmo

Info
Monumen ini melambangkan semangat perjuangan serta kegigihan pejuang yang tergabung dalam perjuangan POLRI dalam melawan penjajah dengan senjata seadanya sehingga berhasil menguasai gedung St. Louis jalan Dr. Sutomo - Surabaya Pusat yang letaknya berdekatan dengan lokasi monumen ini .

GEDUNG PERTAMINA

Lokasi
Jln. Niaga

Info
Sejak tangal 25 Oktober 1945 diduduki oleh pasukan Sekutu dibawah pimpinan Kolonel Pugh. Dari gedung inilah Kolonel Pugh menginstruksikan kepada pasukannya untuk merampas persenjataan pejuang Surabaya. Akibat instruksi tersebut menimbulkan amarah pejuang dan pertempuran yang berakhir dengan kematian Brigjen Mallaby.

Monumen JENDRAL SOEDIRMAN


Lokasi
Jln. Yos Sudarso

Info
Jenderal Soedirman adalah seorang pemimpin militer pada masa perang (1945 - 1949) dan pengabdiannya pada negara membangkitkan kenangan di seluruh negeri. Oleh karena itu hampir di seluruh kota di Indonesia terdapat nama jalan Jenderal Soedirman.

GEDUNG JUANG DHD 45

Lokasi
Jln. Mayjen Sungkono

Info
Diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 17 April 1993. Selain berfungsi kantor Dewan Harian Daerah 45 Provinsi Jawa Timur juga sebagai pendukung keberadaan organisasi ini dalam usahanya mengumpulkan data otentik yang berkaitan dengan sejarah perjuangan bangsa dan mempertahankan identitas Surabaya sebagai kota Pahlawan, yang sangat penting dalam menampilkan jiwa semangat dan nilai 45. Gedung ini terdiri dari 3 lantai, pada lantai 1 merupakan ruang utama atau lobi untuk menerima tamu-tamu penting. Di tengah ruangan berdiri patung Kolonel Sungkono yang berjuang pada masa revolusi dan akhirnya menjadi pimpinan Angkatan Bersenjata divisi Jawa Timur dengan jabatan terakhir Kolonel Jendral. .Sisi kiri dan kanan ruang utama disediakan ruangan untuk eksebisi maupun kegiatan lainnya. Pada lantai 3 dengan kapasitas 1000 orang dapat digunakan untuk pesta perkawinan atau resepsi , seminar, konferensi dan lain-lain. Bentuk bangunan yang antik memiliki arti filosofi perjuangan bangsa dan misi generasi 45. Pada bagian depan terdapat ukiran yang berbentuk kolom yang melambangkan bambu runcing merupakan senjata tradisional yang digunakan dalam perang revolusi 45, dapat dicapai dengan sarana transportasi umum/taksi maupun kendaraan pribadi.

Senin, 01 Juni 2009

GEDUNG NEGARA ( GRAHADI )


Lokasi
Jln. Pemuda

Info
Gedung Negara dibangun pada tahun 1795, waktu itu penguasa tunggal (Gezaghebber) Belanda Dirk Van Hogendorp (1794-1798) beranggapan bahwa tempat kediaman resminya di kota bawah dekat Jembatan Merah kurang sesuai dengna kedudukannya. Ia memilih sebidang lahan di tepi Kalimas untuk membangun sebuah rumah taman yang lebih representatif. Tanah di jalan Pemuda yang dulu bernama Simpang, milik seorang Cina yang mula-mula segan menyerahkannya kepada Van Hogendorp. Namun menurut cerita ia akhirnya berhasil dipaksa secar halus dengan pernyataan bahwa tanah itu akan "disimpan" baginya. Menurut cerita, pemiliknya hanya diberi uang ganti rugi segobang (2.5 sen). Dari kata "disimpan" tadi lahirlah kata SIMPANG. Van Hogendorp membangun gedung itu dengna biaya 14.000 ringgit. Namun ia menikmati tempat kediaman itu hanya sekitar tiga tahun saja. Disamping itu, juga dibangun sebuah jembatan di atas Kalimas yang kini mengalir di belakang gedung tersebut. Pada mulanya gedung itu memang menghadap ke Kalimas, sehingga pada sore hari penghuninya sambil minum-minum teh dapat melihat perahu-perahu yang menelusuri kali tersebut. Perahu-perahu itu juga dimanfaatkan sebagai sarana transportasi, mereka datang dan pergi dengna naik perahu menelusuri Kalimas. Dalam perkembangan berikutnya Gedung yang megah itu dipakai juga untuk tempat bersidang Raad Van Justitie (Pengadilan Tinggi), juga dipakai untuk pesta, resepsi dengna berdansa, dan lain-lain. Pada tahun 1802, gedung Grahadi yang semula menghadap ke Utara, diubah letaknya menjadi menghadap ke Selatan seperti sekarang ini. Di seberangnya ada taman yang bernama Kroesen (Taman Simpang), yang diambil dari nama Residen J.C. Th. Kroesen (1888-1896). Di belakang taman itu ada patung Jokodolok yang berasal dari kerajaan Majapahit yang sekarang juga masih berdiri kokoh. Diantara peninggalan dari zaman Belanda terdapat meja tulis yang kini dipakai oleh Gubernur Jawa Timur di ruang kerjanya. Gubernur Belanda yang terakhir mendiami gedung Grahadi ialah : CH. Hartevelt (1941-1942).

GEDUNG WALIKOTA SURABAYA


Lokasi
Jln. Jimerto no. 25-27, Surabaya

Info
Surabaya sebagai Resort Gemeonte (Haminte) secar resmi mulai berdiri pada tanggal 1 April 1906, sebelum-nya Surabaya merupakan bagian dari karesidenan Pemerintah Haminte dijalankan oleh Dewan Haminte yang diketuai oleh asisten residen sebagai Kepala Daerah. Tahun 1916 diangkat Walikota Surabaya pertama, A. Meyroos yang bertugas sampai 1921, setelah Walikota yang kedua oleh G.J. DIJKERMAN rencana membangun gedung Balai Kota diwujudkan. Gedung utama Balai Kota di Taman Surya, ketabang itu selesai dibangun pada tahun 1923 dan ditempati tahun1927. Arsiteknya ialah C. Citroen dan pelaksanaannya H.V. Hollandshe Beton Mij. biaya seluruhnya, termasuk perlengkapan lainnya menghabiskan 1000 gulden. Ukuran gedung utama : panjang 102 m dan lebar 19 m, konstruksinya terdiri dari tiang-tiang pancang beton bertulang yang ditanam, sedangkan dinding-dindingnya diisi dengan bata dan semen, atapnya trbuat dari rangka besi dan ditutup dengna sirap tetapi kemudian diganti dengan genteng. Setelah Republik Indonesia diproklamirkan, dilantik Radjamin Nasution sebagai Walikota Kota Besar Surabaya, berdasarkan Penpres 1959 No. 16 maka ditetapkan Walikota juga menjadi Kepala Daerah. Tahun 1965 Kotapraja Surabaya resmi menjadi Kotamadya.

GEDUNG DON BOSCO

Lokasi
Jln. Tidar no. 115, Surabaya

Info
GEDUNG DON BOSCO, dahulu adalah Gudang Senjata Jepang terbesar di Surabaya. Pada 1 Oktober 1945 gedung Arsenal di bawah pimpinan Mayor Harimoto ini diserbu dan direbut oleh rakyat Surabaya. Senjata itu dibagi-bagikan kepada rakyat dan sebagian oleh Bung Tomo dikirim ke Jakarta. Cara pengmbil alihan senjatadi Don Bosco kemudian dijadikan model dalam pengambil alihan obyek kekuasaan Jepang lainnya di seluruh Jawa Timur. Gedung Don Bosco kemudian dijadikan Markas Genie Pelajar (TGP) dibawah pimpinan Hasanuddin Pasopati.

GEDUNG PTPN XXII

Lokasi
Jln. Merak

Info
Dahulu gedung ini adalah Gedung HVA (Handels Vereeniging Amsterdam) Comidiestraat. Tanggal 1 Oktober 1945 gedung ini dijadikan sebagai Markas Angkaan Darat Jepang di Jawa Timur di bawah pimpinan Jend. IWABE. Setelah gedung ini dikepung oleh pejuang-pejuang Indonesia Drg. Mustopo menggertak Jend. IWABE (Komandan Tentara Jepang) untuk menyerahkan kekuasaannya. Akhirnya dijadikan markas BKR Jawa Timur dibawah Drg. Mustopo yang merangkap sebagai "Menteri Pertahanan Adinterim" RI sampai tanggal 30 Oktober 1945.

PINTU AIR JAGIR


Lokasi
Jl. Jagir Wonokromo

Info
Pintu air atau dam Jagir dibangun pada masa pemerintahan Belanda sekitar 1912, berada di Desa Pacekan. Kawasan ini kemudian berkembang menjadi kampung-kampung lain yang sejajar. Kawasan tersebut memanjang hingga memasuki kawasan Wonocolo. Dari dulu Surabaya terkenal sebagai daerah banjir. Untuk pengontrolan air sungai yang masuk ke Surabaya dibangun sebuah pintu air di daerah Jagir, Wonokromo. Meskipun bangunan pintu air tersebut adalah sebuah bangunan utilitas, tapi arsitekturnya membuatnya sangat baik.

GEDUNG PENARA KALISOSOK



Lokasi
Jln. Kalisosok

Info
Penjara Kalisosok adalah bekas penjara yang terletak di kawasan utara Surabaya, Indonesia. Penjara ini dibangun pada masa pendudukan Belanda dan pernah digunakan menjadi tempat penahanan sejumlah tokoh kemerdekaan Indonesia seperti Soekarno dan Kiai Haji Mas Mansur. Tokoh yang terakhir bahkan wafat di penjara ini pada tahun 1946.

KLENTENG “BUN BIO”

Lokasi
Jl. Kapasan

Info
Klenteng tersebut sudah ada pada th. 1910 an. Munculnya Klenteng tersebut sebagai akibat makin meluasnya daerah Pecinan di Surabaya yang dulunya ada disekitar Jl. Kembang Jepun, Slompretan, Jl. Coklat dan sekitarnya, kearah timur Surabaya. Yaitu disekitar daerah Kapasan, Surabaya. Daerah permukiman Cina yang dulu oleh orang Belanda disebut sebagai “CHINEESE KAMP” sudah ada sebelum Belanda datang ke Surabaya.

GEDUNG SANTA MARIA


Lokasi
Jl. Raya Darmo no. 49

Info
GEDUNG SANTA MARIA, gedung ini dahulu adalah Gedung Sekolah Menengah Tinggi dan gedung ini adalah tempat pembentukan BKR Pelajar dibawah pimpinan MAW ISMAN. Pada perkembangan selanjutnya BKR Pelajar menjadi TRIP (Tentara Republik Indonesia Pelajar). Gedung ini disamping pernah dipakai sebagai Pusat Interniran RAPWI / orang kulit putih, juga pernah digunakan sebagai Markas Kompi - 71 dari Resimen -3 Artileri Medan (ARMED) dan Kompi Ambulance Lapangan Tentara Sekutu yang dipimpin Kolonel L.H.O. PUGH sepeninggal tewasnya Brigadir Jenderal Mallaby.

SEKOLAH SANTA LOUIS

Lokasi
Jl. Polisi Istimewa

Info
Dahulu benama St. Louis Coen Boulevard 7 Markas Polisi Istimewa di bawah pimpinan M. Yasin. pada tanggal 20 Agustus 1945, di markas Polisi Istimewa ini telah terjadi penurunan Bendera Jepang Hinomaru diganti dengan Bendera Indonesia yang Merah Putih. Setelah peristiwa tersebut diteruskan dengan pengambil alihan persenjataan oleh anggota Polisi Istimewa dari tangan Jepang.

GEDUNG INTERNATIO

Lokasi
Jln. Taman Jayengrono

Info
Gedung Internationale Crediet-en Handelsvereeniging “Rotterdam” (Rotterdam International Credit and Trading Association) yang akrab dengan sebutan Gedung Internatio atau kantor PT. Tjipta Niaga/PT Aneka Niaga sekarang Dirancang oleh biro AIA (pimpinan Ghijsels) dibangun pada th. 1927-1931. Gedung ini merupakan salah satu bangunan yang paling besar di daerah perdagangan sekitar Jembatan Merah yang terletak di pertigaan Hereenstrat dan Willemsplein (sekarang Jl. Jayengrono), selanjutnya gedung ini dikuasai oleh pasukan Sekutu. Pada tanggal 28 - 30 Oktober 1945 gedung ini dikepung oleh pejuang-pejuang Indonesia. Sewaktu berusaha menghentikan tembak menembak tersebut Brigjen Mallaby tewas terbakar dimobilnyaGedung Internatio, merupakan markas Pasukan Komandan Brigade ke-49 Inggris, yang bertugas di Surabaya. Di seberangnya, para pejuang Arek-arek Suroboyo berada di sekitar Jembatan Merah. Tembak-menembak sering terjadi antara kedua tempat itu. Pada tanggal 30 Oktober 1945, dengan berkendaraan beberapa mobil para anggota Kontak Komisi berusaha menuju gedung Internatio.

MASJID KEMAYORAN




Lokasi
Jl. Indrapura

Info
Masjid Kemayoran pada awalnya merupakan bagian dari komplek alun-alun (masjid letaknya di sebelah barat alun-alun). Masjid ini dibangun pada tahun 1844-1848 berdasarkan karya arsitek J.W.B. Wardenaar (1786-1869) dengan gaya arsitektur Jawa kuno, yang memiliki bangunan utama sebagai tempat untuk beribadah dan dua menara yang berada di sisi kiri dan kanan. Pada 1850an menarah di sisi kiri runtuh akibat disambar petir dan sampai sekarang menara ini tidak dibangun kembali. Masyarakat Surabaya menamakan Masjid Kemayoran karena tanah yang dibangun masjid tersebut adalah bekas rumah seorang mayor tentara. Lapangan didepan masjid dikasih nama Belanda Exercitieplein (= Lapangan latihan militer). Pada tahun 1935 Masjid Kemayoran direnovasi.

GEDUNG NASIONAL INDONESIA

Lokasi
Jln. Bubutan

Info
Sejak berdirinya pada zaman Belanda, menjadi Pusat Pergerakan Nasional, 25-27 Agustus 1945 di gedung ini dibentuk Komisi Nasional Indonesia dan BKR. pada tanggal 21 September 1945 gedung ini digunakan mempersiapkan rapat samodra bersejarah untuk menentang larangan Kenpetai. Disini terdapat makam Dr. Soetomo pendiri perkumpulan Budi Uomo bersama Dr. Wahidin Sudirohusodo. Atas jasanya beliau dianunegrahi sebagai Pahlawan kemerdekaan Nasional Indonesia.

RUMAH SAKIT DARMO

Lokasi
Jln. Raya Darmo no. 90, Surabaya

Info
Dahulu dipakai Jepang sebagai Kamp Interniran Anak-anak dan Wanita. Setelah pasukan Sekutu datang ke Surabaya, kamp ini diambil alih oleh Let. Kol. Rendall. Pada tanggal 27 Oktober 1945 gedung ini menjadi pusat pertahanan pasukan Brig. Jend. A.W.S. Mallaby dan di depan gedung inilah insiden pertama meletus antara pasukan A.W.S. Mallaby dengan pejuang Arek-arek Surabaya / Bangsa Indonesia.

KANTOR POS BESAR

Lokasi
Jln. Kebonrojo no. 10 Surabaya

Info
Kantor Pos Surabaya dibangun tahun 1926 berdasarkan karya arsitek G. Bolsius di Jl Kebonrojo. Dulu Jalan Kebonrojo bernama Regentstraat (Jalan Regen) karena rumah dinas Regen terletak disini 1840-1881. Mulai dari 1881 sampai 1926 disini terdapat sekolah HBS. Pada tahun 1906-1913 calon Gubernur Jenderal Van Mook (1894-1965) bersekolah disini, dan pada 1916-1923 Bung Karno bersekolah disini juga.

GEDUNG CERUTU



Lokasi

Jln. Rajawali no. 1-7, Surabaya

Info

Karena gedung tersebut mempunyai menara seperti bentuk rokok cerutu, maka orang disekitarnya menamai gedung tersebut sebagai gedung cerutu. Fungsi dari gedung ini dulunya adalah kantor dan sekaligus digunakan untuk gudang. Gedung tersebut dibangun tahun 1916 oleh: N.V. Maatschappij Tot Exploitatie van Het Technish Bureau Gebroeders Knaud.

JEMBATAN MERAH


Lokasi

Jl. Jayengrono


Info

Dengan nama Heeresentraat (sekarang berada disekitar jalan Rajawali dan Kembang Jepun) yang merupakan sentral bisnis bongkar muat. Diantara kedua jalan itu, sudah ada jembatan yang membentang diatas Kalimas. Dan jembatan itulah yang disebut Roode Brug atau Jembatan Merah. Di situlah mobil yang ditumpangi Brigjen Mallaby terdengar mengalami ledakan sekitar jam 20.30. Ia kemudian ditemukan tewas. Tewasnya Brigjen Mallaby itulah yang menjadi salah satu alasan bagi penggantinya sebagai panglima tentara Sekutu di Jawa Timur, Mayjen E.C. Mansergh, untuk mengeluarkan ultimatum pada tanggal 9 November 1945 agar pihak Indonesia di Surabaya meletakkan senjata selambat-lambatnya jam06.00 tanggal 10 November 1945.

GEDUNG SIOLA


Lokasi
Jln. Tunjungan, Surabaya

Info
Gedung Siola terletak di ujung utara Jalan Tunjungan. Pada tahun 1877 seorang Inggris Robert Laidlaw (1856-1935) mendirikan perdagangan textil Whiteaway Laidlaw di Hindia Inggris. Pada awal abad ke-20 Whiteaway Laidlaw sudah menjadi konglomerat toko serba ada yang punya cabang di 20 kota seperti Calcutta, Singapore dan Kuala Lumpur, dan Surabaya juga. Di dinding depan bangunannya nama belanda tertulis “Het Engelsche Warenhuis” artinya “Toko serba ada Inggris” Setelah kemangkatan Robert Laidlaw gedungnya dijual. Pembeli jepang membuka toko Jepang "Toko Chiyoda". Setelah masa kemerdekaan sangat sedih kelihatannya gedung bekas Whiteaway itu. Dulunya ada banyak pedagang yang berjualan koper dan tas-tas dibawahnya. Pada tahun kira-kira 1960 toko Siola (singkatan nama kongsi pemiliknya, Soemitro - Ing Wibisono - Ong - Liem - Ang) mulai dibuka dan menjadi salah satu pusat perbelanjaan di Surabaya. Pada hari pembukaan Siola, penduduk Surabaya punya perasaan bangga sekali untuk dapat "Mall" pertama. Namun pada tahun 1998 Siola ditutup, dan pada tahun 1999 gedung ini digunakan oleh Ramayana Department Store dengan nama Ramayana Siola. Pada tahun 2008 Ramayana Siola ditutup.

KALI MAS


Lokasi
Sepanjang Kalimas

Info
Pelabuhan tradisional Kalimas di gunakan sebagai tempat bongkar / muat barang - barang kapal kapal samudra dengan tongkang - tongkang dan perahu perahu. Tempo dulu, kapal-kapal dagang berukuran besar hanya bisa berlaku di selat Madura saja tapi agak mendekati perairan Surabaya. Lantas, untuk membongkar atau memuat barang-barang kargonya digunakanlah tongkang-tongkang atau kapal-kapal sekunar. Setelah kapal-kapal kecil itu memuat barang ditengah laut, dengan gesitnya kapal-kapal itu menelusuri Kalimas hingga mencapai pelabuhan utama yang pada waktu itu merupakan pelabuhan Kota Surabaya. Dan lokasi tersebut merupakan jantung kota. Kala itu Pelabuhan Tanjung Perak belum ada, sementara pelabuhan lautnya berada di muara Kalimas. Daerah sepanjang Kalimas terbagi menjadi 2 bagian, yaitu Westerkade Kalimas (sebelah Barat Kalimas) dan Osterkade Kalimas (sebelah Timur Kalimas) atau biasa disebut warga Surabaya daerah kulon kali dan wetan kali. Daerah wetan kali merupakan daerah perdagangan, mulai dari Kembang Jepun, Cantikan, Kapasan, hingga kearah Utara jalan K.H. Mansyur (Pegirian, Nyamplungan dan lain sebagainya). Yang termasuk daerah kulon kali antara lain jalan Gresik, Kalisosok dan disekitar Tanjung Perak Barat. Disepanjang sungai Kalimas tahun 1925, banyak berdiri pabrik-pabrik yang merupakan sektor industri di kota Surabaya. Hakekatnya cagar budaya sesungguhnya bukan sebuah icon suatu kota.

JALAN TUNJUNGAN



Lokasi

Jln. Tunjungan, Surabaya

Info

Pada zaman dahulu, Jalan Tunjungan yang dulu disebut Petoendjoengan menjadi primadona bagi para tuan dan nyonya yang ingin bersantai sekaligus berbelanja. Istilah Petoendjoengan sudah disebut pada tahun 1797. Gubernur Jenderal Dirk Van Hogendorp memimpin sebuah parade drum band yang melewati Petoendjoengan. Atas instruksi Gubernur F.J. Rothenbuhler pada era 1800-an, Jalan Tunjungan diperluas. Dulu di Jalan Tunjungan terdapat trem uap yang diganti trem listrik pada tahun 1920an. Sekarang sudah ada bis kota.

GEDUNG BALAI PEMUDA


Lokasi

Jalan Gubernur Suryo 15

Info

GEDUNG BALAI PEMUDA, ini dahulu bernama SIMPANGSCHE SOCIETE IT yang dipakai klub oleh orang kulit putih untuk berdansa sedangkan bagi orang pribumi dilarang masuk. Pada bulan November 1945 Gedung ini dijadikan Markas Besar PRI (Pemuda Republik Indonesia) Pusat. Organisasi pemuda ini sering bertindak ekstrim, dan banyak orang Indonesia atau Belanda dituduh mata-mata diinterogasi oleh Bagian Penyelidik PRI di gedung ini.
Berikut ini adalah sejarah singkat bangunan tersebut yang disusun oleh Dinas Pariwisata Kota Surabaya:
1907 – 1945 (De Simpangsche Societeit)Milik suatu perkumpulan orang-orang Belanda bernama “De Simpangsche Societeit”. Pusattempat rekreasi orang-orang Belanda untuk pesta ria, dansa, juga sebagai tempat bowling, dsb.
1945 (De Simpangsche Societeit)Gedung ini kemudian dikuasai oleh Arek-arek Suroboyo yang tergabung dalam PemudaRepublik Indonesia (PRI),sekaligus merupakan MARKAS PEMUDA arek-arek Suroboyo. Dengan perlawanan yang sengit dari tentara Belanda, maka arek-arek Suroboyo mundur danakhirnya gedung ini dikuasai oleh tentara Belanda.
1950 (De Simpangsche Societeit)Pada saat Indonesia sudah merdeka, arek-arek Suroboyo masuk ke kota dan Gedung inidikuasai oleh Penguasa Militer Propinsi Jawa Timur dan sebagai pelaksana Penguasa Militeradalah KMKB Surabaya.
1957 (De Simpangsche Societeit)Dalam rangka pembebasan Irian Barat, Gedung dan seluruh inventarisnya oleh Penguasa MiliterPropinsi Jawa Timur di serah terimakan kepada Ketua Dewan Pemerintah Daerah Kota PrajaBertindak sebagai Penguasa Militer Daerah Propinsi Jawa Timur adalah PanglimaTentara Teritorium V/Brawijaya selaku Penguasa Militer atas Daerah Propinsi Surabaya. Jawa Timur no: KKM. 1223 / 12 / 1957 tanggal 10 Desember 1957.
1957 (De Simpangsche Societeit)Pada tanggal 12 Desember 1957 di serah terimakan, selaku Komandan KKMB Surabaya BapakLetkol. SOERIJOTO NRP: 13683 kepada Bapak R. ISTIDJAB Ketua Dewan Pemerintah DaerahKota Praja Surabaya.
1957 (Balai Pertemuan Umum/Balai Pemuda)Pemerintah Daerah akan mengusahakan EKSPLOITASI nya sebagai Balai Pertemuan Umumdengan nama BALAI PEMUDA. Sesuai dengan fungsinya sebagai pertemuan umum, BalaiPemuda digunakan untuk kegiatan-kegiatan pertemuan, pesta, rapat,dsb kepada pihak yang ingin menggunakannya.
1965 (Balai Pemuda)Tak kalah pentingnya, BALAI PEMUDA juga menampung kegiatan para pemuda jugadipergunakan sebagai sekretariat sekaligus markas FRONT PEMUDA. Pada awal Orde Baru dipergunakan sebagai markas KAMI dan KAPPI dalam menumpas G30S/ PKI.
1971 – 1972 (Balai Pemuda)Gedung sebelah timur mengalami kerusakan. Oleh Walikotamadya Surabaya R.SOEKOTJOdiambillah kebijakan untuk merubah gedung ini dan selesai awal tahun 1972 terwujudlah gedungBALAI PEMUDA MITRA.
1974 (Balai Pemuda)Dipergunakan sebagai sekretariat Federasi Pemuda Indonesia dan KNPI dengan segalaKegiatannya.
1979-1980 (Balai Pemuda)Diadakan pemugaran gedung sebelah barat dan selesai tahun 1980, tidak terjadi perubahanbentuk gedung sehingga nilai sejarahnya masih terlihat seperti aslinya.
1980 (Balai Pemuda)Gedung yang terletak strategis di jantung kota ini berdiri dengan megah yang didalamnya adariwayat sejarah arek-arek Suroboyo. Berkiprahnya para pemuda yang menggunakan gedung iniuntuk kegiatan-kegiatan sosial. Juga digunakan sebagai pusat kegiatan apresiasi seni dan budayaseniman/seniwati Surabaya.
1980 - sekarang (Balai Pemuda/DKS & PPKS/BMS)Disebelah utara diberikan tempat untuk Dewan Kesenian Surabaya oleh Walikotamadya. Sebagai Pusat Pagelaran Kesenian Surabaya (PPKS). Termasuk pusatpembinaanseniman/seniwati muda yang tergabung dalam Bengkel Muda Surabaya (BMS) danAkademiSeni rupa Surabaya (AKSERA). Karena Balai Pemuda merupakan salah satu Dinaspenghasilmaka kegiatan pokok dari gedung balai pemuda adalah dengan cara menyewakangedungkepada masayarakat dengan berbagai tujuan, antara lain untuk : Resepsi Pernikahan, Seminar, Pameran, Audisi Seni, Pagelaran Musik dll.

MONUMEN JALESVEVA JAYAMAHE




Lokasi

Tanjung Perak

Info

Monumen Jalesveva Jayamahe (Monjaya) merupakan suatu bukti hasil karya besar dan sangat mengagumkan karya anak bangsa. Suatu pewarisan nilai sejarah yang tinggi, sebagai cerminan kebesaran bangsa Indonesia sebagai bangsa bahari. Makna lain dari sosok patung ini adalah sebagai simbol kesiapan menerima tongkat estapet pengabdian dari generasi ke generasi berikutnya.
Monumen ini berbentuk patung setinggi 30,6 meter yang ditopang oleh Gedung setinggi 30 meter. Patung ini menggambarkan seorang Perwira TNI Angkatan Laut lengkap dengan pedang kehormatannya berdiri tegak menatap ke arah laut dengan penuh keyakinan dan kesungguhan siap menerjang ombak dan menempuh badai menuju arah yang telah ditunjukkan yaitu cita-cita bangsa Indonesia.
Monumen yang dibangun atas inisiatif Kepala Staf TNI Angkatan Laut pada waktu itu, Laksamana TNI Muhamad Arifin dan dirancang oleh Nyoman Nuarta tersebut dapat berfungsi pula sebagai menara Lampu Pemandu (Mercu Suar) bagi kapal-kapal yang berlayar di sekitarnya. Persis dibawah monumen terdapat gong raksasa Kyai Tentrem, bergaris tengah 6 meter dan berat lebih dari 2 ton.
Monumen Jalesveva Jayamahe diambil dari semboyan TNI AL yang berarti “di laut kita jaya” tingginya 60 meter. Bangunan itu terdiri dari gedung beton bundar empat lantai 30 meter yang dijadikan tumpuan patung tembaga setinggi 30 meter. Pada bagian dinding gedung ini dibuat diorama sejarah kepahlawanan pejuang-pejuang bahari (TNI AL) sejak jaman prarevolusi phisik sampai tahun 90-an.
Sedangkan gedung penopangnya berfungsi sebagai Museum TNI AL dan sekaligus juga sebagai Eksekutif Meeting Room. Patung itu menggambarkan seorang Kolonel TNI Angkatan Laut dengan pakaian dinas upacara (PDU 1). Tangan kanannya berkacak pinggang dan tangan kirinya memegang pedang komando. Mata sang kolonel menatap ke laut luas. Pada lantai dasar bangunan bundar itu gong Kyai Tentrem dipajang.
Menurut Kepala Staf TNI AL Laksamana Madya Arief Kushariadi, perwira yang dipatungkan sengaja diberi pangkat Kolonel. “Karena kolonel merupakan jenjang seorang perwira memasuki tahap matang dan siap memasuki jabatan teras,” katanya. Mengapa memandang ke laut ? ” Karena masa depan kita ada di lautan,” katanya lagi. Pihak Angkatan Laut, kata Arief, berharap pula agar monumen ini akan menjadi andalan wisata pantai di Surabaya.
Monumen ini dibangun sejak 1990 dan diresmikan pada bulan Desember 1996 yaitu bertepatan dengan hari Armada RI tanggal 5 Desember 1996 oleh Presiden Soeharto, dengan biaya Rp 27 milyar. Patung itu disebut-sebut tertinggi kedua di dunia setelah Patung Liberty, 85 meter, yang berada di mulut pelabuhan New York. Sang kolonel itu berangka baja dan berkulit tembaga. Perancangnya, Nyoman Nuarta, pematung kondang dari Bandung yang juga menggarap patung tembaga Garuda Wishnu Kencana di Jimbaran, Bali. Oleh Nyoman tubuh patung itu dicetak di bengkelnya di Bandung dalam bentuk potongan-potongan modul. Setelah komplet, baru kemudian dibawa ke Surabaya dan disambung-sambung. Untuk membuat patung itu, Nyoman Nuarta mendapat pasokan 3.000 ton tembaga dari PLN, 60 ton dari Telkom, dan sejumlah tembaga bekas selongsong peluru.
Latar belakang dibangunnya Monjaya adalah adanya gagasan, bahwa bagaimanapun majunya suatu Bangsa hendaknya harus tetap berpijak pada sejarah. Artinya, Bangsa yang besar adalah Bangsa yang bisa menghargai jasa Pahlawannya. Dari sekian banyak Pahlawan dan sesepuh yang telah berjasa dalam merintis, menegakkan dan mengisi kemerdekaan bangsa dan NKRI, termasuk didalamnya para pahlawan dari TNI Angkatan Laut. Tak terbilang pengorbanan yang telah mereka sumbangkan. Bahkan jiwapun mereka berikan. Hanya sebagian kecil dari mereka yang kita kenal dan namanya telah diabadikan menjadi nama-nama Kapal Perang Republik Indonesia.
Selain sebagai tanda penghargaan dan kenang-kenangan dari generasi penerus yang masih hidup, juga diharapkan dapat memberi dorongan untuk meneruskan perjuangan mereka menuju tercapainya cita-cita Angkatan Laut yang Besar, Kuat dan Profesional dalam wadah NKRI yang adil dan makmur.
Tanpa mengecilkan peristiwa-peristiwa bersejarah yang terjadi di Sibolga, Tegal, Pasuruan, Bali atau dimanapun di tanah air Indonesia ini sejarah Ujung sebagai bagian wilayah kota Pahlawan Surabaya memang tak bisa dipisahkan dari sejarah TNI AL, yaitu terjadinya peristiwa perebutan Kaigun SE 21/24 Butai pada 3 Oktober 1945, yang ditandai dengan sumpah oleh para Bahariawan Penataran Angkatan Laut (PAL) yaitu Saya rela dan ikhlas mengorbankan harta benda maupun Jiwa raga untuk Nusa dan Bangsa.
Dalam pagelaran peristiwa sejarah TNI AL berikutnya, Ujung berperan sangat penting, yaitu merupakan pangkalan (Home Base) kapal-kapal perang TNI AL terbesar sampai sekarang, sehingga tidaklah terlalu mengada-ada bila sebagian masyarakat menamakan kota Surabaya sebagai kota pelaut atau kota Angkatan Laut.
Karena itu layaklah bilamana Monumen Jalesveva Jayamahe dibangun di Ujung Surabaya. Selain itu, diharapkan pula pendirian monumen ini dapat menambah semaraknya Ujung Surabaya yang berarti ikut menambah indahnya Surabaya sebagai kota Pahlawan dan Indarmadi (lndustri, Perdagangan, Maritim dan Pendidikan).

MUSEUM MPU TANTULAR


Lokasi
Jl. Taman Mayangkara

Info
Museum Mpu Tantularmerupakan kelanjutan dari Stedelijk Historisch Museum Surabaya yang didirikan oleh Von Faber, seorang kolektor berkebangsaan Jerman yang sudah menjadi warga Surabaya. Usaha Von Faber untuk mendirikan museum ini sebenarnya sudah dirintis sejak tahun 1922, tetapi baru tahun 1933 bisa terwujud. Pembukaannya secara resmi dilaksanakan pada tanggal 25 Juni 1937.

HOTEL MAJAPAHIT


Lokasi

Jln. Tunjungan no.65 Surabaya 60275, Surabaya

Info

Hotel Majapahit adalah hotel besar yang paling lama di Indonesia. Didirikan oleh pedagang Lucas Martin Sarkies dari Armenia. Hotel ini direncanakan oleh arsitek inggris James Afprey dalam arsitektur Art Nouveau mulai dibangun pada tahun 1910. Hotel dibuka pada tahun 1911 dengan nama “Hotel Oranje”. Pada tahun 1931 di depan pintu masuk lama sebagian ruang masuk yang baru dibangun dalam gaya Art Deco oleh arsitek Prof. Ir. Charles Prosper Wolff Schoemaker (1882-1949). Dengan tambahan ini, hotelnya menjadi salah satu hotel paling indah dan keren di dunia.Pada masa pendudukan jepang hotel ganti nama menjadi Yamato Hoteru dan berfungsi sebagai penjara. Pada tanggal 19 september 1945 disini terjadi “Insiden Bendera”. Ekstremis kolonial belanda menaikkan bendera merah-putih-biru di menara hotel ini. Milis nasionalis Indonesia menaiki menara nya dan menyobek bagian biru dari bendera Belanda yang berubah menjadi bendera Indonesia.Nama Hotel Oranje digunakan sampai tahun 1950an. Waktu itu hotelnya dinasionalisasikan dan nama diganti menjadi Hotel Majapahit. Disebabkan manajemen jelek hotel ini pelan-pelan menjadi akomodasi bekas-bekas. Tahun 1996 grup mandarin Oriental membeli gedungnya dan mulai restorasi intensif. Hotelnya mendapat kembali keadaan lama dan menjadi hotel yang mewah di Surabaya lagi dengan bintang 5.Pada tanggal 19 september 1945 di Hotel Oranje yang sekarang telah menjadi Hotel Majapahit terjadi “Insiden Bendera”. Ekstremis kolonial Belanda menaikkan bendera merah-putih-biru di menara hotel ini. Pemuda-pemuda Surabaya menaiki menaranya dan menyobek bagian biru dari bendera Belanda yang berubah menjadi merah putih bendera Indonesia. Begitulah kisahnya dan ternyata masih dapat melihat hotel ini sebagai saksi sejarah perjuangan arek-arek Suroboyo. Bentuk fisik dari hotel yang dulu sempat juga dinamakan Yamato Hoteru pada jaman Jepun itu masih dipertahankan keasliannya.